A.
Konsep Dasar
Manusia pada hakekatnya adalah
makhluk yang memiliki kebutuhan dasar dan dalam kehidupannya mereka berusaha
memenuhi kebutuhan tersebut. Kebutuhan dasar manusia meliputi kebutuhan
bertahan hidup (survival), mencintai dan dicintai (love and belonging), kekuasaan
atau prestasi (power or achievement), kebebasan atau kemerdekaan (freedom or
independence), dan kesenangan (fun) (Corey, 2005). Glesser (2000) meyakini
bahwa di antara kebutuhan dasar tersebut kebutuhan mencintai dan dicintai
merupakan yang utama dan paling sukar pemenuhannya.
Keberhasilan individu dalam
memenuhi kebutuhan dasarnya akan memberikan identitas berhasil pada dirinya,
sedangkan kegagalan akan pemenuhan kebutuhan dasar menyebabkan individu
mengembangkan identitas gagal (Rasjidan, 1994). Individu yang memiliki
identitas berhasil akan menjalankan kehidupannya sesuai dengan prinsip 3 R,
yaitu right, responsibility, dan reality (Ramli, 1994). Right merupakan nilai
atau norma patokan sebagai pembanding untuk menentukan apakah suatu perilaku
benar atau salah. Responsibility merupakan kemampuan seseorang untuk memenuhi
kebutuhannya tanpa mengganggu hak-hak orang lain. Reality merupakan kesediaan
individu untuk menerima konsekuensi logis dan alamiah dari suatu perilaku.
Individu, dalam kehidupan sehari-hari,
tidak dapat memenuhi kebutuhan dasarnya secara langsung. Individu berusaha
melakukan sesuatu yang dapat membuat mereka merasa nyaman. Hal ini yang disebut
“kehidupan yang berkualitas” (quality world). Dunia yang berkualitas merupakan
“surga pribadi” yang diharapkan setiap individu. Jadi bisa diartikan
Quality World adalah cara pandang yang unik untuk memenuhi kebutuhan.
Kehidupan yang berkualitas didasarkan atas kebutuhan dasar, tetapi dunia yang
berkualitas berbeda dengan kebutuhan. Dunia yang berkualitas bersifat umum,
sedangkan dunia yang berkualitas bersifat khusus. Agar individu dapat
memperoleh dunia yang berkualitas dengan baik maka individu harus berhubugan
dengan orang lain; yakni orang-orang yang dekat dengan kita dan nyaman bila
didekatnya.
Teori
ini dikembangkan oleh
William Glasser, ia mengembangkan teori ini
karena ia merasa ketidakpuasan dari terapi tradisional (psikoanalisis)
dilakukan berulang, harus bertemu, dilakukan analisis-analisis dan lain - lain.
Pendekatan realita secara umum bertujuan untuk membantu individu mengubah
perilakunya sehingga ia dapat memenuhi
kebutuhan dasarnya secara bertanggungjawab. Pendekatan ini berkembang karena
kepraktisannya, mudah dipahami dan tidak memerlukan pengetahuan tentang
diagnosis dan psikopatologi. Terapi ini difokuskan pada tingkah laku sekarang.
Konselor berfungsi sebagai guru dan model serta mengonfrontasikan klien dengan
cara-cara yang bias membantu klien menghadapi kenyataan dan memenuhi kebutuhan
dasar tanpa merugikan diri sendiri dan orang lain.
Menurut Glasser praktik-praktik
pelaksanaan pendidikan disekolah yang meningkatkan rasa gagal pada diri siswa perlu
dikembangkan kolaborasi, meniadakan hukuman. Glasser mengembangkan, merevisi
dan memperjelas teorinya membuahkan
“Choice Theory” (teori pilihan). Manusia terlahir dengan lima kebutuhan penuh dengan kebutuhan dasar, yaitu :
1. Kebutuhan
untuk bertahan hidup
2. Kebutuhan
cinta/kasih saying dan saling memiliki saling membutuhkan kebutuhan yang paling
sulit dipenuhi
3. Kekuasaan
dan prestasi
4. Kebutuhan
untuk bebas dan mandiri
5. Kebutuhan
akan kesenangan
Teori Pilihan
digunakan utuk membantu konseli mencapai kebutuhannya, kesenangannya tanpa mengguanakan orang lain.
Glasser meyak ini dari kebutuhan
diatas yang paling esensial adalah kebutuhan “mencintai dan memiliki”, karena
setiap orang saling membutuhkan orang lain untuk memuaskan kebutuhan lainnya.
Choice theory menjelaskan bahwa individu tidak memuaskan kebutuhan secara
langsung namun dibutuhkan percobaan-percobaan yang diulang-ulang/ usaha yang
terus dicoba untuk terus mengetahui apa saja yang kita lakukan yang membuat
kita merasa sangat baik disimpan dalam
“Quality World” berisi tentang
hal-hal yang diidam-idamkan individu.
Menurut Teori ini permasalahan
individu disebabkan ketidakpuasan individu untuk membina hubungan yang dekat
dengan orang lain, bila individu tidak dapat membina hubungan dengan orang lain
maka ia tidak dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasarnya.
Semakin klien dapat berhubungan
dengan orang lain, maka ia akan memperoleh probabilitas/ kemungkinan pemenuhan
kebutuhan dasar dapat diperoleh.
Teori pilihan menjelaskan bahwa
“segala sesuatu yang kita lakukan adalah
pilihan kita”. Apa yang kita lakukan adalah kita yang memilih/ memutuskannya
untuk melakukan hal tersebut segala yang kita lakukan adalah keputusan sendiri.
Setiap perilaku kita merupakan upaya terbaik untuk mencapai apa yang diinginkan
untuk memuaskan kebutuhan kita. Setiap pillihan akan diterjemahkan dalam total
behavior.
Setiap perilaku manusia tidak cukup
dilihat dari satu sisi, namun harus dilihat secara utuh (total behavior) kita
terdiri dari empat komponen yang tidak dapat dipisahkan tetapi berbeda:
1. Bertindak
2. Berfikir
3. Merasa
4. Fisiologis
/ jasmani/ badani
Setiap perilaku pasti bertujuan
karena perilaku itu dirancang untuk menutup kesenjangan antara apa yang kita
inginkan dan apa yang kita persepsi kita dapati. Setiap perilaku individu
berasalh dari individu itu sendiri dan dengan demikian individulah yang memilih
arah hidupnya sendiri. Dengan demikian bahwa setiap perilaku bahkan setiap
perilaku yang sangat malasuaipun adalah individu sendiri yang memilih/
memutuskan. Dalam berperilaku, sebenarnya setiap individu berperilaku untuk
mencapai dunia berkualitas atau quality world:
-
Orang dapat saja berada
dalam situasi yang sama, tetapi dengan padangan yang berbeda.
-
Pendekatan konseling
realita memandang bahwa setiap manusia memiliki carfa pandang yang unik,
tentang kondisi terpenuhinya kebutuhan (Quality World)
-
Ketika “Quality World”
terpenuhi maka akan tumbuh “Quality World” yang baru
-
Tiga unsure dunia
berkualitas = orang / berkaitan dengan orang lain (people), pengalaman
(experience), dan ide atau system keyakinan (idea or system of belief)
-
Implikasi dunia berkualitas dalam konseling :
a. Konselor
perlu memahami dunia berkualitas konseli secara tepat => akurat
b. Konselor
membantu konseli memilih cara tahapan secara efektif untuk memenuhinya
Ø 3
perilaku tidak efektif menurut Glasser (Choic Theory) :
a. Mengeluh
b. Menyalahkan
c. Suka
mengritik
ü Quality
Word = membayangkan hal-hal yang ingin diharapkan tercapai, ex= nilai “A”,
sukses
A.
Hakekat Manusia
- Manusia
terlahir dengan kebutuhan dasar
- Sumber
tindakan pada suatu peristiwa, perbedaan antara apa yang diinginkan dengan
persepsi tentang apa yang diperloeh, adanya lesenjangan antara keinginan
dan apa yang diperoleh.
- Perilaku
dibentuk atas total behavior (thinking, feeling, acting & psikology).
- Perilaku
dari dalam diri, karenya harus bertanggung jawab
- Manusia
melihat dunia melalui system perceptual
Ø Kebutuhan
mencintai & dicintai paling sulit dipenuhi karena paling rentan menimbulkan
konflik dalam pemenuhannya => memiliki beberapa hal untuk dipilih.
Ø Kebutuhan
selalu menuntut individu untuk memenuhinya
Ø Bentuk
pemenuhan kebutuhan akan membentuk identitas/ pola (identitas, gagal, berhasil)
Ø Criteria
identitas : 3 R = Responsibilty, Reality, & Right
Pola pemenuhan kebutuhan yang
selaras dengan 3R membentuk identitas berhasil, demikian sebaliknya.
B.
Pandangan Tentang Pribadi Sehat
- Konseling
reality menekankan pilihan-pilihan pada setiap situasi individu memiliki
kemampuan membuat pilihan dan mempertanggung jawabkan berhasil.
- Status
kesehatan mental individu dapat dilihat dalam tahapan yang dialaminya,
yaitu:
1) Tahapan
Kemunduran/ Regresive Stage, dibagi menjadi 3 :
1. “Saya
Menyerah” (1 give up).
2. Simptom-simptom
(-), pada perlikau menyeluruh
3. Kecanduan
negative = individu mengulang-ulang perilaku yang tidak efektif dan destruktif
dalam memenuhi kebutuhan dasarnya.
2) Tahapan
positif (progress stage) terjadi 3 tahap:
1. “Saya
akan melakukannya”.
“Saya ingin berkembang”
“Saya berkomitmen untuk berubah”
2. Simpton-simpton
positif, pada perilaku menyeluruh
3. Kecanduan
positif = ditandai dengan perasaan berharga pada diri sendiri (self worth),
konstruktif dan kepuasan terhadap pencapaian diri sendiri.
C.
Proses Konseling
1.
Tujuan Konseling
Tujuan utama pendekatan konseling ini untuk membantu
menghubungkan (connect) atau menghubungkan ulang (reconnected) klien dengan
orang lain yang mereka pilih untuk mendasari kualitas hidupnya. Di samping itu,
konseling realitas juga bertujuan untuk membantu klien belajar memenuhi
kebutuhannya dengan cara yang lebih baik, yang meliputi kebutuhan mencintai dan
dicintai, kekuasaan atau berprestasi, kebebasan atau independensi, serta
kebutuhan untuk senang. Sehingga mereka mampu mengembangkan identitas berhasil
(success identity)
2. Peranan Konselor
Peranan
konseling dalam konseling realitas adalah:
a. Mengembangkan kondisi fasilitatif
dalam konseling dan hubungan baik dengan klien
b. Mengajarkan klien untuk mengevaluasi
perilakunya, misalnya dengan bertanya,
“Apakah perilaku Anda (atau nama) saat
ini membantu Anda untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan Anda?
c. Menyampaikan dan meyakinkan kepada
klien bahwa seburuk apapun suatu kondisi masih ada harapan
1. Pengalaman Klien
a. Klien memusatkan pada perilaku
b. Klien mengevaluasi perilakunya
sendiri
c. Klien membuat pilihan
3. Hubungan Klien dan Konselor
Konseling realitas didasarkan pada hubungan pribadi
dan keterlibatan antara konselor dengan klien. Oleh karena itu konselor harus
menunjukkan kualitas pribadinya, yang meliputi kehangatan, pemahaman atau
empati, kongruen, pemahaman, terbuka, penghargaan terhadap klien,
Dijelaskan Wobbolding dengan
dikronim A-X
A =
Attending, 3V + B (visual, voice) verbal tracking, body language)
B =
AB – CDEFG
·
Sopan (Courteous)
·
Meyakini bahwa selalu
ada harapan (Determined that there is hape for Improvemount)
·
Antusias
·
Tegas
C =
Suspend judgment, jangan terburu/ menunda menjuds/ menilai seseorang
D =
Do unexpected, melakukan hal yang belum pernah dibayangkan/ pemberian cara
pandang baru yang belum dipikirkan klien
E =
Use humor, dalam konseling dapat menggunakan humor, bukan humor komedi
(menertawakan kelemahan orang lain) tapi kalau bisa konselilah yang
menertawakan kehidupan/ hal yang dilakukannya sendiri
F =
Establish Boundaries, membangun ikatan/ kemistri, tetapi bukan transferensi
G =
Share yourself, mampu berbagi pengalamn antara konselor dan konseli
H =
Listen to Metaphore, konselor harus peka terhadap metaphore dari konseli
I =
Listen to theme, mendengar tema-tema daro konseli
J =
Summarize and focus, menyimpulkan tema-tema yang akan menjadi focus perhatian
(summary & Lead)
K
= Allow or Impuse Consequence, klien mampu melihat konsekuen dari setiap
tindakannya
L
= Allow silent, saat pada titik emosi tinggu bias diam
M
= Show Empaty
N
= Be Ethical, etika dalam konseling => sentuhan, pemberian kritik.
4.
Prinsip perubahan perliaku
a.
Orientasi masa kini
atau sekarang.
b.
Penekanan kepada
pilihan, yang dipilih, efektif atau tidak, komitmen atau tidak.
c.
Control tindakan
d.
Mementingkan hubungan,
hubungan konselor dengan konseli yang dijaga dengan baik
5.
Prosedur
konseling
Wubbolding menyatakan
bahwa konseling realita ada 4 proses yang dilakukan, yaitu :
- Eksplorasi
kebutuhan dan keinginan (want & need) “W”
Tiga point penting yang dilakukan
dalam eksplorasi kebutuhan yaitu : (analisis kebutuhan, persepsi dan komitmen)
a)
Analisis Kebutuhan
Dilakukan untuk memahami kebutuhan
dasar (5 kebutuhan dasar manusia), pertanyaan dasar untuk analisis kebutuhan :
1.
Apa yang kamu inginkan
dari (ortu, atasan, teman, dll)
2.
Apa yang kamu inginkan
dan kamu dapat memenuhinya?
3.
Apa yang kamu inginkan
tetapi kamu tidak dapat mendapatinya?
4.
Apa yang kamu daptkan
padahal kamu tidak menginginkannya?
b)
Analisis Persepsi
Dilakukan untuk memahami sudut
pandang (viewpoint) konseli, apa yang dipahami dan apa yang tidak dipahami, apa
yang dilihat dan apa yang tidak dilihat tentang suatu hal terkait dengan
kebutuhan klien. Pertanyaan dasar untuk analisis persepsi :
-
Apa yang anda pikirkan
ketika melihat anak anda menolak keinginan
anda?
c)
Analisis Komitmen
Dilakukan untuk mengetahui komitmen
klien dalam memenuhiukebutuhan dasarnya. Pertanyaan umum untuk analsisi
komitmen :
-
Seberapa keras upaya
yang anda lakukan untuk mengubah situasi saat ini ?”(atau untuk memenuhi
kebutuhan anda saat ini?”)
Ada 5 tingkat komitmen, yaitu :
1. Saya
tidak ingin disini (I don’t want to be here)
2. Saya
ingin hasilnya tetapi tidak mau diusahakan
3. Saya
akan berusaha atau saya mungkin akan berusaha
4. Saya
akan berusaha sebisa saya (I will do my best)
5. Saya
akan melakukan apapun *untuk dapat memnuhi kebutuhan saya(. (I will do whatever
it takes)
- Eksplorasi Arah dan Tindakan (Directing
& Doing) “D”
1)
Eksplorasi arah dan
tindakan dilakukan untuk mengetahui apa saja yang dilakukan untuk mengetahui
apa saja yang telah dilakukan klien guna mencapai kebutuhannya
2)
Hal yang dilakukan
dikaitkan dengan perilaku menyeluruh (total behavior)
3)
Penekanan eksplorasi
ini adalah masa kini atau masa lalu yang berkaitan dengan masalah kini. Contoh pertanyaan umum
:
·
Apa yang kamu lakukan?
·
Apa yang membuatmu
berhenti untuk melakukan yang kamu inginkan?
·
Apa yang kamu inginkan?
·
Apa yang akan kamu
lakukan besok?
- Evaluasi
Diri (Self Evaluation) “E”
Merupakan basis pengembangan perilaku
-
Merupakan proses inti dalam
konseling realita : pembentukan perubahan perilaku.
-
Fokus : melihat
hubungan konseli dengan orang lain dalam memnuhi kebutuhan dasarnya
-
Elemen dalam Evaluasi
Diri :
1. Evaluasi
terhadap arah perilaku (dlirection & doing dievaluasi pertama)
2. Evaluasi
terhadap tindakan spesifik
3. Evaluasi
terhadap keinginan & kebutuhan , ex: apakah itu termasuk kebutuhan yang
harus didapati?
a) Evaluasi
terhadap persepsi & sudut pandang
b) Evaluasi
terhadap tindakan baru, ex: apakah tindakan-tindakan yang akan dilakukan dapat
efektif untuk memenuhi kebutuhan?
c) Evaluasi
terhadap rencana
- Rencana
(Planning) “P”
-
Tahap ini dilakukan
untuk membantu klien membuat rencana dalam rangka memenuhi kebutuhan secara
efektif
-
Ciri – cirri Rencana
yang dapat diterapkan :
a. Rencana
didasarkan oleh motivasi dan kemampuan klien
b. Rencana
sederhana dan mudah dipahami
c. Berisi
runtutan tindakan positif
d. Konselor
mendorong klien melaksanakan rencana secara mandiri
e. Dilaksanakan
dalam kehidupan sehari-hari dan berulang
f. Rencana
berpusat pada proses, bukan hasil
g. Sebelum
diterapkan, dievaluasi terlebih dahulu realistik tidaknya/etis atau tidak
h. Agar
lebih berkomitmen, rencana dibuat dibuat tertulis dan ditandatangani konseli
Menurut Wobboding (2007), rencana
yang baik memnuhi kriteria “SAMI2C3 “, yaitu :
a.
Simple : Sederhana
b.
Attainable :
Mudah dilakukan/ dicapai
c.
Measurable :
Dapat diukur
d.
Immediate : Segera
e.
Involved : terlibat penuh
f.
Controlled by planner : Kontrol
g.
Committed : Komitmen, bertanggungjawab
h.
Continously done : dilakukan terus menerus
D.
Teknik Konseling
Dapat dilakukan pada P (planning) atau D (direction
& doing)
Teknik yang dapat digunakan :
1. Metaphor
2. Konfrontasi
3. Teknik
paradoxical : reframing => paradoxical prescription => mengubah sudut
pandang
4. Pengembangan
ketrampilan
5. Renegoisasi
6. Menggunakan
kata kerja, ex =
-
Kemarin saya depresi
(X)
-
Kemarin saya memilih
depresi (V)
7. Menggunakan role
playing dengan
konseli
8. Menggunakan
humor yang mendorong suasana yang segar dan relaks
9. Tidak
menjanjikan kepada konseli maaf apapun, karena terlebih dahulu diadakan
perjanjian untuk melakukan perilaku tertentu yang sesuai dengan keberadaan
klien.
10. Menolong
konseli untuk merumuskan perilaku tertentu yang akan dilakukannya.
11. Membuat
model-model peranan terapis sebagai guru yang lebih bersifat mendidik.
12. Membuat
batas-batas yang tegas dari struktur dan situasi terapinya
13. Menggunakan
terapi kejutan verbal atau
ejekan yang pantas untuk mengkonfrontasikan konseli dengan perilakunya yang tak
pantas.
14. Ikut
terlibat mencari hidup yang lebih efektif.
E.
Kelebihan dan Kekurangan Pendekatan Realita
Kelebihan
a. Jangka waktu terapi relatif pendek
b. Berfokud pada tingkah laku sekarang
Kekurangan
a. Pendekatan ini tidak memberikan pendekatan yang cukup
pada dinamika – dinamika tidak sadar pada masa lampau sebagai determinan dari
tingkah laku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
hopefully benefit