Sabtu, 12 Mei 2012

Tugas Guru dalam Profesi



A. Tugas Guru dalam Profesi
Kata guru sering diartikan dengan “digugu dan ditiru”, pada umunya menunjukan bahwa peran serta kedudukan guru adalah sangat penting dalam masyarakat dan tugas guru sebagai profesi meliputi :
1.      Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai – nilai hidup.
2.      Mengajar berarti mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi.
3.      Melatih berarti mengembangkan ketrampilan – ketrampilan pada siswa.
Sedangkan WF Connell (1972) membedakan tujuh peran seorang guru yaitu:
(1) pendidik (nurturer),
(2) model,
(3) pengajar dan pembimbing,
(4) pelajar (learner),
(5) komunikator terhadap masyarakat setempat,
(6) pekerja administrasi, serta
(7) kesetiaan terhadap lembaga.
Menurut Yuska Burhanuddin (2003:129) pada masa lampau tugas guru hanya mengajar yaitu menyampaikan pelajaran dari buku kepada murid, member tugas dan memeriksannya, namun dewasa ini kewajiban / tugas guru semakin berkembang dalam banyak hal pekerjaannya berhubungan erat dengan pekerjaan seorang pengawas, kepala sekolah, pegawai tata usaha.
Dalam pelaksanaan tugasnya seorang guru tergantung pada tipe kepemimpinan sekolah. Apabila guru mendaptkan seorang pemimpin sekolah tipe otoriter, maka ia hanya melaksanakan hal – hal yang diperintahkan kepadanya, tanpa harus bertanggung jawab karena ia menjalankan pekerjaan atas perintah kepala sekolah.
Apabila kepala sekolah bertipe pemimpin masa bodoh (laissez faire), maka guru akan menjadi penaggung jawab penuh dalam melaksanakan administrasi pendidikan di dalam kelas. Ia dapat berbuat bebas menurut keahlian, ketrampilan serta kepandaian sendiri dan bertindak sebagai pemimpin di dalam kelasnya. Hasil usaha bergantung sepenuhnya kepadanya.
Apabila kepala sekolah bertipe demokratis, ia adalah pemimpin kelas yang ikut bertanggung jawab terhadap terlaksananya adminitrasi pendidikan di seluruh sekolah ia mempunyai tanggung jawab yang lebih luas, karena diberi kesempatan yang lebih luas dalam adminitrasi pendidikan seluruhnya. Hubungan guru dengan Organisasi Profesinya :
a.       Guru menjadi anggota aorganisasi profesi guru dan berperan serta secara aktif dalam melaksanakan program-program organisasi bagi kepentingan kependidikan.
b.       Guru memantapkan dan memajukan organisasi profesi guru yang memberikan manfaat bagi kepentingan kependidikan
c.       Guru aktif mengembangkan organisasi profesi guru agar menjadi pusat informasi dan komunikasi pendidikan untuk kepentingan guru dan masyarakat.
d.      Guru menjunjung tinggi tindakan dan pertimbangan pribadi dalam menjalankan tugas-tugas organisasi profesi dan bertanggungjawab atas konsekuensinya.
e.       Guru menerima tugas-tugas organisasi profesi sebagai suatu bentuk tanggungjawab, inisiatif individual, dan integritas dalam tindakan-tindakan profesional lainnya.
f.       Guru tidak boleh melakukan tindakan dan mengeluarkan pendapat yang dapat merendahkan martabat dan eksistensis organisasi profesinya.
g.      Guru tidak boleh mengeluarkan pendapat dan bersaksi palsu untuk memperoleh keuntungan pribadi dari organisasi profesinya.
h.      Guru tidak boleh menyatakan keluar dari keanggotaan sebagai organisasi profesi tanpa alasan yang dapat dipertanggungjawabkan.
Dalam tugasnya seorang guru/ pengajar mempunyai konsekuensi peran – peran tertentu dalam manajemen sekolah antara lain:
1.      Peran guru dalam manajement kelas
Perilaku siswa dalam belajar dan proses pembelajaran sangat penting, namun tidak kalah penting bahkan lebih penting adalah bagimana guru dapat mengelola kelas secara efektif dan efisien, antara lain bagi penciptaaan metode untuk memfasilitasi siswa agar berperilaku positif dan berprestasi tinggi.
Sekolah sebagai organisasi kerja terdiri dari beberapa kelas, baik yang bersifat parallel maupun yang menunjukkan perjenjangan. Oleh karena itu setiap guru atau wali kelas sebagai pimpinan menengah atau administrator kelas, menempati posisi dan peranan yang penting. Karena memiliki tanggung jawab mengembangkan dan memajukan kelas masing-masing yang berpengaruh dan perkembangan dan kemajuan sekolah secara keseluruhan. Mengajar merupakan suatu proses yang kompleks. Mengajar adalah segala upaya yang disengaja dalam rangka memberi kemungkinan bagi siswa untuk terjadinya proses belajar sesuai dengan tujuan yang dirumuskan. Dalam prosesnya aktivitas yang menonjol dalam pengajaran ada pada siswa. Namun demikian bukanlah berarti peran guru tersisihkan; melainkan diubah. Guru berperan bukan sebagai penyampai informasi, tetapi bertindak sebagai director dan facilitator of learning – pengarah dan pemberi fasilitas untuk terjadinya proses belajar
Dalam pelaksanaan selalu ada tahap – tahap pengurusan, pencatatan dan penyimpanan dokumen. Pengurusan akan mudah dan lancar apabila di dalam perencanaan dan pengorganisasian cukup mantap. Pemantapan kedua kegiatan tersebut ditunjang adanya data yang lengkap teruji kebenarannya. Sedangkan pencatatan perlu dilaksanakan secara kontinyu dan tetap waktunya sehingga memudahkan pengawasan serta pengumpulan dokumen. Pengumpulan dokumen yang tertib dan teratur akan melancarkan pencarian data dan memantapkan pembuatan rencana.Fungsi pengelolaan kelas tidak terlepas dari menciptakan kondisi kelas untuk tercapainya tujuan pendidikan dan pengajaran, atau dengan kata lain untuk mengoptimalkan komponen – komponen dalam kelas, berupa ketatalaksanan, aturan-aturan yang menentukan terjadinya proses belajar mengajar. Secara ringkas dari riset pada tahun 1980-an hingga 1990-an faktor mayor (major factor) atau area ketrampilan terpaut dengan manajement kelas yang efektif meliputi :
a.       Pengembangan solidaritas pemahaman personal atau psikologis siswa dan kebutuhan – kebutuhan belajar.
b.      Pemapanan hubungan positif antara guru dan siswa dan serta antara siswa untuk membantu menemukan kebutuhan dasar psiklogis siswa.
c.       Pengimplementasian metodelogi pengajaran yang memfasilitasi belajar optimal dan jalan memberikan respon kebutuhan – kebutuhan akademik siswa dan kelompok.
d.      Penggunaan metode organisasi dan pengelolaan kelompok yang dapat memaksimalkan perilaku tugas (on task behavior) siswa.
e.       Penggunaan metode – metode konseling dan penataan perilaku yang diperluas untuk membantu siswa yang tidak tepat dalam menjawab soal – soal ujian atau mengalami misperilaku.
Dalam mudah bagi guru untuk mengimplementasiakan berbagai tuntutan yang ada dengan metode yang benar – benar mengakar kemungkinan mereka mengimplementasikan rekomenasi yang ada secara selektif dengan mempertimbangkan kondisi rill gaya mengajar, tujuan belajar, kebutuhan siswa dan aneka variable kontekstual lainnya karena tidak semua hasil penelitian dalam bidang pendidikan dan kesosialan ditransfer dalam setiap situasi.
Bila guru ingin tampil efektif maka harus diperhatikan seperti meragsang diri untuk memahami variable kontekstual yang diduga berpengaruh terhadap efektivitas perubahan mengajar seperti tujuan pengajaran, usia anak, masalah gender tingkat sosial ekonomi, budaya dan tingkat sosial ekonomi.
Kinerja manajemen kelas yang efektif  tercermin dari bentuk keberhasilan guru dalam mengkreasi lingkungan belajar secara positif dan memberdayakan siswa untuk memahami dan menjadikan efektif dalam melibatkan diri pada proses pengelolaan kelas dan proses pembelajaran.
Yang menjadi fokus kerja manajement kelas meliputi :
a.       Perhatian yang lebih besar pada aspek pendidikan multicultural dan isu – isu jender.
b.      Pengembangan fokus kea rah pencerahan kebutuhan siswa, gaya belajar, kultur pembelajarn, dan metode pengelolaan perilaku yang digunakan di kelas.
c.       Pengembangan fokus kearah keterlibatan siswa secara aktif dalam memahami dan mengambil tanggung jawab bagi lingkungan belajarnya dan untuk mendemonstrasikan perilaku positif.
d.      Pengembangan studi kasus mengenai bagaimana menciptakan sosok manajemen kelas yang efektif / bagiamana menimba pengalaman dari kinerja yang baik dan peran ditampilkan.
e.       Perluas rencana – rencana baru dalam kerangka membangun manajement kelas yang efektif, serta penentuan strategi proses dan metode yang akurat untuk mengimplementasikannya.
f.       Gagasan baru mengenai cara guru bekerja untuk memecahkan masalah – masalah kepribadian khusus yang dialami oleh siswa dalam kesulurhan mainstreams kehidupan untuk dimanipulasi menjadi potensi kondusif di dalam dan dilingkungan kelas.
2.      Peran guru sebagai manajer kelas.
Dari hasil survey mengenai keefektifan guru melaporkan bahwa keterampilan manajemen kelas menduduki posisi primer dan menentukan keberhasilan proses pembelajaran yang diukur dari efektifitas proses belajar siswa atau peringkat yang dicapainya. Dengan demikian, keterampilan manajemen kelas sangat krusial dan fundamental dalam mendukung proses pembelajaran. Guru-guru yang rendah keterampilannya dalam bidang manajemen kelas, barangkali tidak dapat menyelesaikan banyak hal yang menjadi tugas pokoknya. Ada penelitian yang menunjukan bahwa yang mendekati manajemen kelas sebagai proses pemapanan dan pemeliharaan lingkungan belajar efektif cenderung lebih sukses daripada guru-guru yang memposisikan atau memerankan diri sebagai figure otoritas. Kinerja manajemen kelas yang efektif memungkinkan lahirnya roda penggerak bagi penciptaan pemahaman diri, evaluasi diri, dan internalisasi control diri pada kalangan siswa.
3.      Tugas guru dalam manajemen perilaku siswa
Dalam keseharian tugas dinasnya bahwa siswa paling banyak berhubungan dengan guru dan demikian juga sebaliknya merupakan perwajahan sekolah yang dapat dilihat dengan mata telanjang. Dalam tugas kesehariannya, guru berhadapan dengan siswa yang tinggi, sedang, atau rendah prestai akademiknya. Dia pun berhadapan dengan siswa yang baik-baik dan santun, arogan, cuek, pengganggu, bahkan siswa yang pernah melakukan tindakan kriminal. Juga siswa yang kuat, sedang, lemah fisiknya. Dan juga keragaman itu dilihat dari perspektif sosial, ekonomi, agama, dan sebagainya.
Siswa yang cenderung bermasalah biasanya menjadi beban tambahan sekaligus sumber kepedulian utama bagi guru. Bahkan siswa yang bermasalah ini makin menjadi pusat kepedulian utama para guru, administrator, orangtua, bahkan publik. Tetapi kondisi yang anak yang seperti itu akan menjadi peluang bagi guru untuk mengelola kelasnya secara efektif bagi penciptaan faktor yang mempengaruhi motivasi, prestasi, dan perilaku siswa. 
Keadaan negatif yang dirasakan guru ini benar-benar terasa mengganggu mereka. Faktor yang menyebabkan siswa cenderung berperilaku buruk, antara lain : faktor sosial, ekonomi, kurtural, agama, jenis kelamin, ras, tempat tinggal, pebedaan potensi kognitif, kesehatan, dan lain-lain. Ada tantangan serius bagi sekolah untuk menciptakan iklim yang kondusif. Pertama, memperkuat kinerja dan misi akademik sekolah, kedua, menetapakan tata aturan dan prosedur disiplin yang jelas dan standar, serta mengikat semua anak didik. Ketiga, melembagakan dan member keteladanan mengenai norma-norma etik yang menjadi pemandu hubungan antar subyek di lingkungan sekolah. 

B.  Peran Guru dalam Pengadministrasian
Guru merupakan salah satu komponen dalam sistem pendidikan yang memiliki peran yang sangat besar dalam pencapaian tujuan pendidikan. Peran guru bukanlah hanya sekedar menyampaikan ilmu pengetahuan kepada peserta didik. Namun jika dilihat secara luas dalam teori dan praksis pendidikan, guru juga berperan sebagai administrator pendidikan. Menurut Oteng Sutrisna (1986), (dalam Abin Syamsudin DAN Nandang Budiman, 2005 : 2.5), administrasi adalah suatu kegiatan atau usaha untuk membantu melayani, mengarahkan, atau mengatur semua kegiatan dalam mencapai suatu tujuan. Administrasi pendidikan adalah segenap proses pengerahan pendelegasian segala sesuatu baik personal, spiritual, maupun material yang bersangkuta paut dengan pencapaian tujuan pendidikan.
Jika seorang guru mampu melaksanakan segala tugasnya dalam pendidikan, dapat dikatakan guru tersebut mampu memenuhi tuntutan profesionalisme seorang guru. Profesionalisme yang dimaksud disini adalah sikap profesional. Orang yang profesional memiliki sikap-sikap yang berbeda dengan orang yang tidak profesional meskipun dalam pekerjaan yang sama atau berada dalam satu ruang kerja (Sudarwan Danim, 2002 : 23)
Dalam hubungannya dengan kegiatan pengadministrasian, seorang
guru dapat berperan sebagai berikut :
1.    Pengambil insiatif, pengarah dan penilai kegiatan pendidikan.
2.    Wakil masyarakat, yang berarti menjadi anggotaa maasyarakat dalam lingkungaan sekolah, seorang guru harus bersikap baik.
3.    Ahli dalam bidang mata pelajaran. Guru memiliki tanggung jawab untuk mewariskan kebudayaan kepada generasi muda yang berupa pengetahuan.
4.    Penegak disiplin, guru haarus selalu menjaga agar tercapai suatu suasana yang disiplin.
5.    Pelaksana administrasi pendidikan, disamping menjadi pengajar, guru juga bertanggung jawab akan kelancaran pendidikan dan kegiatan administrasi.
6.    Pemimpin generaasi muda untuk menjadi anggota masyarakat yang dewasa.
7.    Penerjemah segala perkembangan dunia pada masyarakat, khususnya tentang masalah pendidikan.

C.    Peran Guru Sebagai Pribadi
Sebagai dirinya sendiri guru harus berperan sebagai :
1.   Petugas sosial, yaitu seorang yang harus membantu untuk kepentingan masyarakat. Dalam kegiatan-kegiatan masyarakat guru senantiasa merupakan petugas-petugas yang dapat dipercaya untuk berpartisipasi didalamnya.
2.   Pelajar dan ilmuwan, yaitu senantiasa terus menerus menuntut ilmu pengetahuan. Dengan berbagai cara setiap saat guru senantiasa belajar untuk mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan.
3.   Orang tua, yaitu mewakili orang tua murid di sekolah dalam pendidikan anaknya. Sekolah merupakan lembaga pendidikan setelah keluarga, sehingga dalam arti luas sekolah merupakan keluarga, guru berperan sebagai orang tua bagi siswanya.
4.   Teladan, yaitu yang senantiasa mencarikan teladan yang baik untuk siswa. Guru menjadi ukuran bagi norma-norma tingkah laku.
5.   Pengaman, yaitu yang senantiasa mencarikan rasa aman bagi siswa. Guru menjadi tempat berlindung bagi siswa untuk memperoleh rasa aman dan puas di dalamnya.
D.    Peran Guru Secara Psikologis
Guru juga mempunyai peran secara psikologis, khususnya psikologis pendidikan dan perkembangan siswa. Peran – peran tersebut antara lain :
1.      Ahli psikologi pendidikan, artinya guru merupakan seorang yang memahami psikologi pendidikan dan mampu mengamalkannya dalam melaksanakan tugasnya sebagai pendidik.
2.      Relationship, artinya guru adalah orang yang memiliki kemampuan menciptakan suasana hubungan antar manusia, khususnya dengan para peserta didik sehingga dapat mencapai tujuan pendidikan.
3.      Catalytic/pembaharu, yaitu guru merupakan orang yang yang mampu menciptakan suatu pembaharuan bagi membuat suatu hal yang baik.
4.      Ahli psikologi perkembangan, yaitu guru adalah seorang yang memahami tentang berbagai aspek perilaku dirinya maupun perilaku orang-orang yang terkait dengan tugasnya, terutama perilaku peserta didik dengan segala aspeknya.

Daftar Pustaka
Yuska, Burhanudin. 1998. Administrasi Pendidikan. Bandung: CV Pustaka Setia.

Sutomo. 2007. Manajement Sekolah. Semarang : UNNES PRESS

Rohmat, 2012. Peran Guru dalam Administrasi Sekolah. http://rohmanf2.wordpress.com.  Di unduh pada 7 Maret 2012.

Susilofy. 2011. Peran Guru dalam Adminitrasi Sekolah. http://susilofy.wordpress.com. Di unduh pada 7 Maret 2012.

­­_______, 2011.  Peran Guru dalam Pengelolaan Kelas . http://wiki.bestlagu.com. Di unduh pada 7 Maret 2012.

Pakde Sofa. 2011. Fungsi Guru dalam Manajemen Kelas. http://massofa.wordpress.com. Di unduh pada 7 Maret 2012.

Zamrintan. 2012. Peran Guru. http://zamrinata.guru-indonesia.net. Di unduh pada 7 Maret 2012.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

hopefully benefit